- 0812-4079-1988 | ut-ambon@ecampus.ut.ac.id
Audiensi PERTUNI Maluku dan Perguruan Tinggi di Ambon Bahas Aksesibilitas Pendidikan bagi Tunanetra
AMBON, KOMPAS — Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI) Maluku menggelar audiensi bersama sejumlah perguruan tinggi di Kota Ambon, Selasa (15/7/2025), untuk membahas akses pendidikan tinggi bagi penyandang disabilitas, khususnya disabilitas sensorik penglihatan. Kegiatan ini menjadi ruang dialog antara perguruan tinggi dengan komunitas tunanetra untuk memperkuat inklusivitas di lingkungan akademik.
Kegiatan yang digelar di Hotel Manise ini dihadiri oleh perwakilan dari empat universitas, antara lain Universitas Pattimura, Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), Universitas Islam Negeri (UIN) Abdul Mutalib Sangadji, dan Universitas Terbuka Ambon.
Ketua PERTUNI Maluku, Yohana Maitimu, menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki tiga tujuan utama. “Pertama, kami ingin membangun dialog terbuka dengan pihak universitas mengenai isu-isu disabilitas, khususnya disabilitas sensorik penglihatan. Kedua, kami ingin berbagi informasi tentang mekanisme penerimaan dan proses pembelajaran bagi mahasiswa penyandang disabilitas. Ketiga, kami juga mendorong para penyandang disabilitas untuk menyampaikan langsung pengalaman mereka saat mengakses layanan kampus,” ujarnya.
Dalam agenda yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari, para peserta berdiskusi tentang proses rekrutmen mahasiswa disabilitas, metode pembelajaran yang inklusif, hingga fasilitas akomodasi yang layak. Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah pemaparan dari Pa Haris mengenai proses pembelajaran inklusif dan tantangan teknis yang dihadapi dosen maupun mahasiswa dalam pelaksanaannya.
Seluruh Perwakilan Universitas yang turut hadir dalam kegiatan ini menyambut baik inisiatif PERTUNI. Rahman Hasim, Dosen perwakilan dari Universitas Terbuka Ambon menyampaikan “Audiensi semacam ini penting untuk membangun pemahaman dan komitmen bersama dalam mewujudkan kampus ramah disabilitas. “Universitas tidak boleh eksklusif. Semua warga negara berhak mendapatkan akses pendidikan tinggi, termasuk saudara-saudara kita penyandang disabilitas,” ujarnya.
Universitas Terbuka sendiri telah menjalin kerja sama nasional dengan PERTUNI Indonesia melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan serta mensinergikan sumber daya dalam mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang inklusif dan mengakomodasi penyandang disabilitas.
Sebagai bentuk komitmen nyata, UT juga menyediakan beasiswa penuh bagi mahasiswa penyandang disabilitas yang memenuhi syarat akademik dan administratif. Selain itu, UT mengembangkan aplikasi ABAKHUS (Aksesibilitas Buku Ajar Khusus), sebuah platform digital yang dirancang untuk memudahkan mahasiswa tunanetra dalam mengakses Buku Materi Pokok (BMP) secara mandiri dan adaptif.
Pada sesi akhir, peserta menyampaikan berbagai rekomendasi, antara lain pentingnya penyediaan teknologi pendukung seperti screen reader, pelatihan bagi dosen dalam memahami kebutuhan mahasiswa disabilitas, serta perlunya kebijakan afirmatif dalam penerimaan mahasiswa baru.
Audiensi ditutup dengan komitmen bersama antara PERTUNI dan perwakilan kampus untuk melanjutkan komunikasi dan kolaborasi dalam upaya memperkuat pendidikan inklusif di Maluku.